- Yayasanfkaai@gmail.com
- Mon - Sat: 09.00 am - 04:00
- Find us
Phone 202 303 405
Notice: Test mode is enabled. While in test mode no live donations are processed.
Foto bersama perwakilan dari Yayasan FKAAI, YKP, LPSK, BNPT RI, dan POLRI di Acara Peringatan 20 Tahun Bom JW Marriott & Bedah Buku “The Power of Forgiveness : Memoar Korban Bom JW Marriott”
Yayasan FKAAI kembali mengadakan acara peringatan tragedi bom JW Marriott pada hari Sabtu, 5 Agustus 2023 lalu di Shan Café & Gallery, Atrium Lippo Mall Plaza Semanggi, Jakarta. Kegiatan ini berjudul “Memperingati 20 Tahun Tragedi Bom JW Marriott dan Bedah Buku ‘The Power of Forgiveness : Memoar Korban Bom JW Marriott’”. Dalam penyelenggaraan acara ini Yayasan FKAAI bekerjasama dengan mitra yayasan dari penyintas bom yaitu Yayasan Keluarga Penyintas (YKP), dan didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan POLRI (Densus 88 Anti Teror). Yayasan FKAAI dan YKP mengundang 30 orang korban bom beserta keluarga, 40 orang mantan napiter, mantan kombatan, dan mantan jaringan beserta keluarga, juga mengundang perwakilan dari kalangan mahasiswa, media, dan para pemangku kepentingan dari pemerintahan. Acara juga disiarkan secara langsung melalui kanal media sosial Yayasan FKAAI.
Perlu disadari bahwa ledakan bom di hotel JW Marriott di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta pada 5 Agustus 2003 tersebut menyisakan duka mendalam bagi korban, dan juga merupakan cacatan hitam bagi kemanusiaan. Ledakan yang terjadi di hotel JW Marriott berasal dari bom mobil bunuh diri dengan menggunakan mobil. Sejumlah saksi mata yang ditemui di sekitar lokasi kejadian saat itu, dan juga yang berada di rumah sakit mengisahkan bahwa ledakan sangatlah kuat. Bom tersebut menghancurkan seluruh restoran hotel, lobby, bahkan lantai dasar bangunan hotel. Hingga kini, ledakan bom di JW Marriott tercatat menewaskan 14 orang dan mencederai 150 orang, yang sebagian menderita luka ringan, dan sebagian lainnya menderita luka serius yang permanen.
Dengan menyelenggarakan acara Peringatan 20 Tahun Tragedi Bom JW Marriott dan Bedah Buku “The Power of Forgiveness : Memoar Korban Bom JW Marriott” karya Tony Soemarno ini, Yayasan FKAAI berharap dapat membagikan kisah perjalanan hidup Tony Soemarno yang sangat inspiratif sebagai upaya mencegah terulangnya perbuatan aksi terorisme. Yayasan FKAAI berharap dengan memperingati sebuah tragedi bom dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya terorisme agar kedepannya tidak terulang lagi tragedi-tragedi serupa di tanah air Indonesia.
Acara dibuka oleh sambutan-sambutan, diawali oleh sambutan dari Ketua Yayasan FKAAI, Suhail, yang menyampaikan bahwa Paham Radikalisme adalah paham berbahaya, yang tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga merugikan banyak orang. Suhail berharap dengan acara peringatan ini menjadi upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dari bahaya paham radikalisme dan terorisme, agar tidak terjadi dan terulang lagi di masa yang akan datang.
Sambutan berikutnya diberikan oleh Vivi Normasari, penyintas Bom Marriott yang mewakili Ketua Yayasan Keluarga Penyintas (YKP). Vivi Normasari mengatakan, “Hari ini kita mengenang peristiwa bom 20 tahun silam, bukan untuk meratapi kejadian yang kita alami, tapi untuk merefleksi diri kita agar menjadi manusia yang lebih baik, lebih kuat, serta berdamai dengan jiwa kita untuk memaafkan para pelaku.”
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) turut hadir dalam acara ini, dan memberikan sambutan yang diwakili oleh Dra. Handari Restu Dewi, M.M., yang merupakan Kepala Biro Pemenuhan Hak Saksi dan Korban LPSK, beliau memberikan pengertian kepada para audiens tentang derita dan luka para korban bom, “Bagi kita yang tidak mengalami, 2 dasawarsa adalah waktu yang lama. Tapi bagi para korban 20 tahun tersebut tidak dengan cepat dapat menyembuhkan luka, baik itu luka fisik maupun psikis.”
Sambutan terakhir disampaikan oleh perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RT, Brigjen. Pol. R. Achmad Nurwahid, Direktur Deradikalisasi BNPT RI. Beliau menyampaikan terima kasih kepada Yayasan FKAAI dan YKP yang telah menyelenggarakan acara ini. “Saya mengucapkan terima kasih kpd panitia pelaksana, Yayasan FKAAI. Yayasan FKAAI ini yayasan yang spektakuler, yang mungkin hanya satu di dunia. Bagaimana mungkin yayasan terdiri dari pelaku terorisme, korban nya, penegak hukum nya, dapat bersatu dalam satu yayasan?” ujar beliau secara retoris. Kemudian beliau memberikan sebuah analogi yang tepat untuk acara peringatan ini, “Ibarat sebuah mobil, peristiwa ini menjadi kaca spion untuk kita. Agar kita senantiasa melihat ini sebagai pembelajaran. Jangan sampai terulang, penyintas, mitra deradikalisasi, penegak hukum termasuk BNPT bersatu menyongsong hari depan,” jelas Brigjen. Pol. R. Achmad Nurwahid. Beliau kemudian mengakhiri sambutan tersebut dengan menyampaikan sebuah ayat yang sangat sarat akan makna. Beliau mengutip surat QS. Al-A’raf Ayat 56, yang berbunyi, “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada para muhsinin (orang yang berbuat kebaikan).”. Beliau mengingatkan kita semua untuk berbuat baik dan banyak meminta kebaikan kepada Allah Ta’Ala dengan penuh harap dan kesungguhan, karena sesungguhnya Rahmat Allah SWT bersama orang-orang yang berbuat baik (Muhsinin). Kemudian beliau menjelaskan lebih rinci, bahwa “Muhsinin” atau orang yang “ihsan” artinya adalah orang yang berbudi pekerti luhur, berakhlakul karimah, berprilaku mulia, dan salah satu prilaku mulia adalah memaafkan kesalahan orang lain.[]
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.
Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada para muhsinin (orang yang berbuat kebaikan).”
(QS. Al-A’raf Ayat 56)
Tetap terhubung dan update terbaru, masukkan email sekarang